BREAKING NEWS

Fenomena

Hot

Otomotif

Terkena Polusi, Penis Berang-berang Menyusut

Berang Berang
Cariosan.com - Pencemaran, polusi karena bahan kimia memberikan dampak yang serius bagi kehidupan di bumi. Salah satu dampak seriusnya adalah terjadi pada hewan yang satu ini, berang berang. Polutan berupa bahan kimia berbahaya mempengaruhi ukuran organ reproduksi berang berang laut. 

Seperti yang dikutip dari Tempo.co, polusi bahan kimia ternyata mempengaruhi ukuran organ reproduksi. Peneliti Inggris menemukan penis berang-berang menyusut dan berubah rupa akibat kehadiran zat kimia di dalam tubuh.

Berang-berang yang mengalami perubahan penis bisa ditemukan di sungai di Inggris dan Wales. Penis binatang pengerat ini mengecil, ditandai dengan turunnya berat tulang penis, atau biasa disebut baculum. Perubahan lain adalah pembesaran pada testikel dan kemunculan kista pada saluran sperma. "Penyusutan penis mengejutkan kami," ujar peneliti biologi dari Proyek Berang-berang, Cardiff University, Elizabeth Chadwick.

Peneliti menduga perubahan ukuran alat kelamin disebabkan kehadiran bahan kimia sehingga menekan pertumbuhan hormon.

Di Negeri Ratu Elizabeth, berang-berang memang pernah terancam oleh zat kimia. Pada era 1970-an, populasi binatang ini menurun drastis. Penelitian menemukan penurunan jumlah berang-berang akibat tingkat polutan organik persisten yang tinggi di dalam air sungai. Setelah kepunahan massal tersebut, pestisida organoklorin dilarang beredar di Inggris. Setelah pemberlakuan aturan tersebut, populasi berang-berang meningkat.

Penelitian Chadwick sendiri tidak menemukan kaitan antara zat kimia empat dekade lalu dan pengecilan penis. Alih-alih, mereka memperkirakan pencemar baru yang mempengaruhi ukuran penis berang-berang. Penelitian terpisah memang menyebutkan, beberapa senyawa penghambat endokrin (endochrine disrupting chemicals, EDC) bisa menghambat pertumbuhan penis.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) membenarkan senyawa penghambat endokrin mempengaruhi sistem hormon binatang. Bahan kimia ini bisa berasal dari alam atau dibuat di pabrik. "Pencemar seperti ini bisa berasal dari banyak sumber," ujar Chadwick.

Salah satu sumber pencemar ini adalah debu pabrik yang terbang ke udara. Debu beracun ini jatuh bersama hujan dan mengalir ke sungai dan terminum berang-berang.

Cariosan
Sumber: Tempo.co
 
Copyright © 2013 Info Sembari Ngopi
Powered by Cariweb Media